Rabu, 16 Februari 2011

ALKISAH QIYAMULLAIL

Salim bin Abdullah bin Umar ra. berkata: Ayah bercerita kepada saya bahwa Rasulullah saw. berkata: Sebaik-baik orang Abdullah, andaikan ia suka shalat malam. Berkata Salim: Maka sejak itu Abdullah tiada tidur malam kecuali sedikit sekali.” (Bukhari,Muslim) Rasulullah saw. bersabda: Seutama-utama puasa sesudah puasa Ramadhan ialah puasa sunnat pada bulan Muharram, dan seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu’, ialah shalat sunnat di waktu malam (Muslim) “Kalian harus shalat lail, sebab itulah jalan para sholihin, itulah pendekatan diri pada Rabb kalian, penghapus kesusahan dan pemusnah dosa-dosa” (HR Turmudzi) Aisyah ra. berkata: Biasa Rasulullah saw. shalat malam sebelas raka’at, sujud satu kali sama dengan orang membaca lima puluh ayat dari Qur’an, dan itu belum mengangkat kepala dari sujudnya, kemudian shalat dua raka’at sebelum fajar (shalat subuh), kemudian berbaring pada pinggang kanannya, hingga datang mu’adzdzin memberitahu akan iqomat untuk shalat. Ya’ni untuk shalat Subuh. (HR. Bukhari)

Beberapa Keutamaan Menangis Karena Takut Kepada Allah

Orang yang paling takut adalah orang yang paling mengetahui dirinya dan Robbnya. 1. Mereka berada di Bawah Naungan Allah di Hari Kiamat “Tujuh golongan yang dinaungi oleh Allah disaat tidak ada naungan selain naungan-Nya … (diantaranya) seseorang yang berdzikir kepada Allah menyendiri, dan menangis karenanya”. 2. Mereka terbebas dari Adzab Allah “Dua jenis mata yang tidak tersentuh oleh api neraka, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang piket malam fi sabilillah” (HR. Turmudzi)3. Mereka 3. Berada Dalam Limpahan Cinta Kasih Ilahi “Tidak ada yang lebih dicintai Allah dari dua tetes dan du bekas; tetes-tetes air mata karena takut kepada Allah dan tetes-tetes darah yang tertumpah fi sabilillah. Dua bekas tersebut adalah bekas berjihad di jalan Allah dan bekas dalam kewajiban yang Allah wajibkan (shalat berjama’ah) (HR Turmudzi) 4. Mereka Berada Dalam Ampunan dan Maghfirah-Nya. “Apabila seorang hamba merinding karena takut kepada Allah maka dosa-dosanya berguguran bagai bergugurannya dedaunan dari pohon yang kering”. (HR Ibnu Hibban dan al-Baihaqi)

BANGUN MALAM

1. Bangun Di Waktu Malam Menurut Al-Qur’an “Mereka itu tidak sama; di antara ahli kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca Ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (shalat)” (QS. Ali ‘Imran 3:113) “(Yaitu) orang-orang yang berdoa, “Ya Tuhan kami, sesung-guhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka”, (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menaf-kahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali ‘Imran 3:16-17) “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). Dan pada sebagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu Mengangkat kamu ke Tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra’ 17:78-79) “Dan Hamba-hama Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka.” (QS. Al-Furqan 25:63-64) “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan Ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan Ayat-ayat (Kami), mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhan-nya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya sedang mereka berdoa kepada Tuhan-nya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari Rezeki yang Kami Berikan kepada mereka. Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (QS. As-Sajdah 32:15-17) “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan Rahmat Tuhan-nya? “ (QS. Az Zumar 39:9) “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang Diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)”.(QS. Adz Dzariyat 51:15-17) “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan Menu-runkan kepadamu Perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS. Al Muzzammil 73:1-6) “Sesungguhnya Kami telah Menurunkan al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur. Maka bersabar-lah kamu untuk (melaksanakan) Ketetapan Tuhan-mu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antara mereka. Dan sebutlah Nama Tuhan-mu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.” (QS. Al-Insan 76:23-26) 2. Bangun Di Waktu Malam Menurut Hadis “Pada setiap malam – di sepertiga terakhir pada bagian malam – Allah turun ke langit dunia, dan berseru, “Siapa yang memanggil-Ku, maka Aku pun akan menyambutnya. Siapa yang memohon kepada-Ku, Aku pun mengabulkannya. Dan siapa yang memohon ampun, maka Aku pun mengampuninya.” Ucap Rasulullah saw. yang dituturkan kembali oleh Abu Hurairah ra. (HR Bukhari, Malik, Muslim dan Tirmidzi) Menurut Abu Umamah, Rasulullah saw. suatu kali pernah ditanya seseorang tentang do’a yang mudah dikabulkan oleh Allah. “Do’a yang paling mudah dikabulkan ialah do’a yang dipanjatkan di tengah malam – yang terakhir – dan disetiap usai shalat wajib!” jawabnya. “Hadis ini hasan sahih, “ucap Tirmidzi – perawi Hadis ini. Hendaklah kalian rajin bangun malam (bertahajud). Sebab hal itu telah menjadi kebiasaan para orang saleh sebelummu. Dan yang menyebabkan kau dekat dengan-Nya. Juga dihapuskannya dosa-dosa kalian, sekaligus penangkal segala penyakit yang berasal dari tubuh.” Sabda Rasulullah saw. yang ditiru kembali oleh Bilal ra. (HR. Tirmidzi) “Rasulullah saw. tidak pernah meninggalkan shalat malam. Apabila beliau sedang sakit atau lelah, maka shalatnya dilakukan dengan duduk,” ucap Aisyah ra. (HR. Abu Daud) Pernah diceritakan seorang sahabat pada Rasulullah saw., bahwa ada seseorang yang sepanjang malam tertidur pulas, dan tidak bangun untuk shalat. “Telinga orang itu telah dikencingi oleh setan.” Ucap Rasulullah saw. memberikan tanggapan. (HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i) “Sebaik-baiknya shalat setelah fardhu, adalah shalat malam (Tahajud).” Kata Abu Hurairah ra. (HR. Muslim) Diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amru bin Ash ra. bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda: “Barangsiapa shalat malam dengan membaca sepuluh ayat Al-Qur’an, maka tidaklah ia akan dicatat sebagai orang-orang yang lupa. Barangsiapa yang shalat malam dengan membaca seratus ayat Al-Qur’an, maka dia dicatat sebagai kaum Qaanitiin (patuh) – mereka yang gemar beribadah. Barangsiapa yang shalat malam dengan membaca seribu ayar Al-Qur’an, maka ia dicatat sebagai kamu Muqanthiriin – orang kaya yang gemar mensedekahkan hartanya (HR. Abu Daud). Menurut Abdullah bin Hubaisy Rasulullah saw. pernah ditanya, “Amalan apakah yang paling afdhol?” “Seafdhol-afdholnya amalan adalah berdiri panjang dalam shalat malam!” jawabnya. Diriwayatkan oleh Aisyah ra. bahwa Rasulullah saw. shalat malam sebanyak sepuluh rakaat, ditambah satu rakaat shalat witir dan dua rakaat shalat sunnah al-Fajri. Semuanya tiga belas rakaat. (Hadis ini dikeluarkan oleh enam imam hadis, sedangkan lafadhnya diambil dari Muslim) “Jika kamu melaksanakan shalat malam, maka awalilah dengan dua rakaat yang agak ringan. (Hadis ini dikeluarkan oleh Muslim dan Abu Daud). Dalam riwayat Abu Daud bahkan ada tambahan, “Jika mau, maka lanjutkanlah dengan yang panjang bacaannya!”

Keutamaan Shaf Barisan Pertama dan Perintah Meratakan dan Menyempurnakan Barisan dan Rapat

Rasulullah saw. bersabda: Andaikan orang-orang sama mengetahui besar pahala mendatangi adzan dan saf pertama, kemudian umpama untuk mendapatkan itu harus mereka berundi, tentu akan berundi untuk mendaparkannya. (Bukhari, Muslim) Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik Saf barisan lelaki yang terdepan, dan yang terburuk yaitu yang terbelakang yang akhir, dan sebaik-baik barisan perempuan yang terakhir, dan yang terburuk ialah yang terdepan. (Muslim) Rasulullah saw. bersabda: Ratakanlah barisan karena menyempurnakan barisan (saf) shalat itu termasuk dari kesempurnaan shalat. (Bukhari, Muslim) Anas r.a. berkata: Ketika telah iqomat untuk shalat, maka Nabi menoleh kepada kami sambil berkata: Ratakanlah barisan kamu dan rapatkan, sesungguhnya saya dapat melihat kamu dari belakang punggungku. (Bukhari) Rasulullah saw. bersabda: Sempurnakanlah saf barisan yang muka kemudian berikutnya, maka jika ada kurang maka harus pada barisan yang dibelakang. (Abu Dawud). Keutamaan sunnat rawatib yang mengikuti shalat fardhu : “Tiada orang muslim yang shalat sunnat karena Allah, pada tiap hari dua belas raka’at, melainkan Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di sorga.” (HR. Muslim) Rasulullah bersabda: “Di antara tiap adzan dan iqomat ada shalat sunnat. Pada tiap antara adzan dan iqomah ada shalat sunnat. Pada tiap adzan dan iqomah ada shalat sunnat. Bagi siapa yang suka mengerjakannya.” (HR. Bukhari, Muslim) Aisyah r.a. berkata: Adalah Nabi saw. tidak pernah meninggalkan shalat sunnah empat raka’at sebelum zhuhur dan dua raka’at sebelum shubuh. (HR. Bukhari) Rasulullah saw. bersabda: “Siapa yang rajin melakukan sebelum Zhuhur dan sesudah Zhuhur empat-empat raka’at Allah akan mengharamkannya dari api neraka.” (HR. Abu Dawud, Attirmidzi) Ali bin Abi Tholib ra. berkata: Adalah Nabi saw. biasa shalat empat raka’at sebelum ashar, dipisah dua salam, memberi salam pada para Malaikat muqorrobin dan pengikut mereka dari kaum muslimin dan mu’minin. (HR. Attirmidzi) Anas r.a. berkata: Saya telah melihat orang-orang terkemuka dari shahabat Nabi saw. berburu-buru menuju ke tiang-tiang masjid untuk shalat sunnat sebelum shalat maghrib. (Bukhari) Ibnu Umar r.a. berkata: Saya shalat bersama Rasulullah saw. dua raka’at sebelum Zhuhur, dan dua raka’at sesudahnya, dan dua raka’at sesudah Jum’ah, dan dua raka’at sesudah Maghrib serta dua raka’at sesudah Isya’. (HR. Bukhari, Muslim)

Orang yang paling takut adalah orang yang paling mengetahui dirinya dan Robbnya. Beberapa Keutamaan Menangis Karena Takut Kepada Allah

1. Mereka berada di Bawah Naungan Allah di Hari Kiamat “Tujuh golongan yang dinaungi oleh Allah disaat tidak ada naungan selain naungan-Nya. (diantaranya) seseorang yang berdzikir kepada Allah menyendiri, dan menangis karenanya”. 2. Mereka terbebas dari Adzab Allah “Dua jenis mata yang tidak tersentuh oleh api neraka, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang piket malam fi sabilillah” (HR. Turmudzi) 3. Mereka Berada Dalam Limpahan Cinta Kasih Ilahi “Tidak ada yang lebih dicintai Allah dari dua tetes dan du bekas; tetes-tetes air mata karena takut kepada Allah dan tetes-tetes darah yang tertumpah fi sabilillah. Dua bekas tersebut adalah bekas berjihad di jalan Allah dan bekas dalam kewajiban yang Allah wajibkan (shalat berjama’ah) (HR Turmudzi) 4. Mereka Berada Dalam Ampunan dan Maghfirah-Nya. “Apabila seorang hamba merinding karena takut kepada Allah maka dosa-dosanya berguguran bagai bergugurannya dedaunan dari pohon yang kering”. (HR Ibnu Hibban dan al-Baihaqi)

FADHILAH SHAUM

Rasulullah saw. bersabda : Allah telah berfirman: Semua amal perbuatan anak Adam dapat dicampuri kepentingan hawa nafsu, kecuali puasa, maka itu hanya untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Dan puasa itu sebagai perisai, maka jika seorang sedang puasa, janganlah berkata keji atau munkar, dan kalau seorang mencaci maki padanya, atau mengajak berkelahi maka hendaknya dikatakan padanya : Aku berpuasa. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, bau mulut orang yang puasa bagi Allah lebih harum dari bau misik (kasturi). Dan untuk orang puasa dua masa gembira, yaitu ketika akan berbuka puasa dan ketika ia menghadap kepada Tuhan sungguh akan benar benar gembira menerima pahala puasa. (Bukhari, Muslim) Rasulullah saw. bersabda : Tiada seorang yang berpuasa sehari saja karena Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka jarak tujuh puluh tahun. (Bukhari, Muslim)

Minggu, 13 Februari 2011

Keutamaan Ilmu

Keutamaan Ilmu Diantara keutamaan ilmu adalah : 1. Ilmu akan mengangkat derajat seorang mukmin diatas tingkatan hamba lainnya (QS Al Mujadalah:11). 2. Keutamaan seorang yang berilmu dibandimgkan dengan seorang ahli ibadah laksana keutamaan Rasulullah atas hamba yang paling hina. 3. Allah akan memudahkan baginya jalan menuju jannah. 4. Para malaikat akan membentangkan sayap rahmatnya kepada para penuntut ilmu 5. Seluruh mahluk (hewan) akan memintakan ampun bagi para penuntut ilmu. 6. Orang yang menuntut ilmu berada dalam Fi Sabilillah 7. Orang yang mengajarkan ilmu akan mendapatkan balasan pahala seperti pahala orang yang mengamalkan ilmu tersebut. 8. Pahala seorang alim akan terus bermanfaat dan tidak akan terputus meskipun telah wafat. 9. Orang yang menuntut ilmu selalu berada dalam kebaikan. Dalam hal ini para ulama banyak berbicara tentang keutamaan ilmu dan pemiliknya, diantaranya : 1. Ibnu Mas’ud berkata : “Orang yang berilmu mempunyai derajat sebanyak 700 derajat diatas derajat orang mukmin. Jarak antara satu dengan derajat lainnya sejauh jarak perjalanan 500 tahun. (Mukhtasar Minhajul Qasidhin, Ibnu Qudamah : 10). 2. Ibnu Abbas berkata : Sesungguhnya orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain, maka setiap hewan melata akan memohonkan ampunan baginya, termasuk pula ikan paus di lautan. (Mukhtasar Minhajul Qasidhin : 11). 3. Al Hasan berkata : Jika tidak ada orang-orang yang berilmu, niscaya manusia laksana binatang. 4. Muadz bin Jabal berkata : Pelajarilah ilmu, karena mempelajari ilmu dapat mengharap wajah Allah, itu mencerminkan rasa khasyah, mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah jihad, mengajarkan kepada orang lain yang belum mengetahui adalah shadaqah dan membelanjakannya untuk keluarga adalah taqarrub. Ilmu adalah pendamping di saat sendirian dan teman karib di saat menyepi.

doa ustad rahmat abdullah

Ya ALLAH, berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikan dia. Engkaulah sebaik-baik yang, mensucikannya. Engkau pencipta dan pelindungnya Ya ALLAH, perbaiki hubungan antar kami Rukunkan antar hati kami Tunjuki kami jalan keselamatan Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang Jadikan kumpulan kami jama’ah orang muda yang menghormati orang tua Dan jama’ah orang tua yang menyayangi orang muda Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian Ya ALLAH, wahai yang memudahkan segala yang sukar Wahai yang menyambung segala yang patah Wahai yang menemani semua yang tersendiri Wahai pengaman segala yang takut Wahai penguat segala yang lemah Mudah bagimu memudahkan segala yang susah Wahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak Engkau Maha Tahu dan melihatnya Ya ALLAH, kami takut kepada-Mu Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-Mu Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidur Lindungi kami dengan perlindungan-Mu yang tak tertembus Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami Jangan binasakan kami, karena Engkaulah harapan kami Musuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kami Tak akan sampai kepada kami, langsung atau dengan perantara Tiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana kepada kami “ALLAH sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih” Ya ALLAH, kami hamba-hamba-Mu, anak-anak hamba-Mu Ubun-ubun kami dalam genggaman Tangan-Mu Berlaku pasti atas kami hukum-Mu Adil pasti atas kami keputusan-Mu Ya ALLAH, kami memohon kepada-Mu Dengan semua nama yang jadi milik-Mu Yang dengan nama itu Engkau namai diri-Mu Atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu Atau Engkau ajarkan kepada seorang hamba-Mu Atau Engkau simpan dalam rahasia Maha Tahu-Mu akan segala ghaib Kami memohon-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur’an yang agung Sebagai musim bunga hati kami Cahaya hati kami Pelipur sedih dan duka kami Pencerah mata kami Ya ALLAH, yang menyelamatkan Nuh dari taufan yang menenggelamkan dunia Ya ALLAH, yang menyelamatkan Ibrahim dari api kobaran yang marak menyala Ya ALLAH, yang menyelamatkan Musa dari kejahatan Fir’aun dan laut yang mengancam nyawa Ya ALLAH, yang menyelamatkan Isa dari Salib dan pembunuhan oleh kafir durjana Ya ALLAH, yang menyelamatkan Muhammad alaihimusshalatu wassalam dari kafir Quraisy durjana, Yahudi pendusta, munafik khianat, pasukan sekutu Ahzab angkara murka Ya ALLAH, yang menyelamatkan Yunus dari gelap lautan, malam, dan perut ikan Ya ALLAH, yang mendengar rintihan hamba lemah teraniaya Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan prahara Ya ALLAH, begitu pekat gelap keangkuhan, kerakusan dan dosa Begitu dahsyat badai kedzaliman dan kebencian menenggelamkan dunia Pengap kehidupan ini oleh kesombongan si durhaka yang membuat-Mu murka Sementara kami lemah dan hina, berdosa dan tak berdaya Ya ALLAH, jangan kiranya Engkau cegahkan kami dari kebaikan yang ada pada-Mu karena kejahatan pada diri kami Ya ALLAH, ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami Dan rahmah kasih sayang-Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri Ya ALLAH, jadikan kami kebanggaan hamba dan nabi-Mu Muhammad SAW di padang mahsyar nanti Saat para rakyat kecewa dengan para pemimpin penipu yang memimpin dengan kejahilan dan hawa nafsu Saat para pemimpin cuci tangan dan berlari dari tanggung jawab Berikan kami pemimpin berhati lembut bagai Nabi yang menangis dalam sujud malamnya tak henti menyebut kami, ummati ummati, ummatku ummatku Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan semua kekayaan demi perjuangan Yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera Yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan Ya ALLAH, dengan kasih sayang-Mu Engkau kirimkan kepada kami da’i penyeru iman Kepada nenek moyang kami penyembah berhala Dari jauh mereka datang karena cinta mereka kepada da’wah Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran Untuk menyambung risalah suci dan mulia ini Kepada generasi berikut kami Jangan jadikan kami pengkhianat yang memutuskan mata rantai kesinambungan ini Dengan sikap malas dan enggan berda’wah Karena takut rugi dunia dan dibenci bangsa Saudaraku fillah, semoga ini bisa membangkitkan semangat kita tentang tujuan kita semula dan menjadikan semua friksi yang ada luluh,, Yaa Allah, jangan kau cerai-beraikan jamaah ini…. Aamiin

HAMAS

HAMAS adalah kependekan dari Harokah al Muqowamah al Islamiyah atau Gerakan Perlawanan Islam, didirikan pada tanggal 14 Desember 1987 M oleh Syeikh para syuhada Ahmad Yasin bersama dengan beberapa orang yang meyakini pemikiran gerakan dan manhajnya. Adapun tahapan-tahapan dari berdirinya gerakan ini adalah: Fase 70-an : Harokah (Gerakan) sudah mampu berperan dalam meletakan dasar dan memunculkan kelompok-kelompok islam di berbagai yayasan dan asosiasi. Dari sinilah muncul perkumpulan dan lembaga islam hingga terbentuknya Universitas Islam. Awal 80-an : Harokah semakin solid dalam aspek tanzhim (organisasi) dan ta’thir (ruang lingkup). Pada fase ini harokah merasakan kebutuhan yang mendesak untuk melakukan perlawanan terhadap pendudukan Zionis. Di tahun 1983 dibentuklah suatu komisi militer yang melakukan berbagai gerakan-gerakan rahasia untuk melindungi kerja-kerja militer hingga terbentuk Organisasi Jihad dan Dakwah (MAJD) Tahun 1987 : Harokah mulai melakukan aksi-aksi massa untuk melakukan perlawanan terhadap pendudukan Zionis melalui berbagai domonstrasi dan penyebaran pamflet kepada rakyat Palestina di daerah Gaza demi memberikan pernyadaran dan kewaspadaan terhadap berbagai cara-cara penundukan yang dilakukan musuh. Desember 1987: Terjadi percikan pertama yang memunculkan HAMAS dikarenakan tindakan penganiayaan Zionis terhadap hak-hak rakyat Palestina hingga sampai tahap yang sudah tidak bisa ditahan. Kehormatan dan hak-hak rakyat Palestina dihina dan direndahkan yang menyebabkan munculnya revolusi. Munculnya Gerakan INTIFADHAH (gelombang perlawanan) bulan Desember 1987 diawali dengan berbagai pemberontakan, revolusi, demonstrasi dan aksi-aksi yang menunjukkan penolakan rakyat Palestina. Pada bulan-bulan itu juga para tokoh Gerakan Ikhwan memberikan berbagai pelatihan dalam menciptakan perlawanan massa dan penyebaran berbagai pamflet untuk menggiring opini umum dalam menentang pendudukan Zionis. 6 Desember 1987: Terjadi tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh seorang supir sebuah Truk Zionis yang menabrakkan kendaraannya ke sebuah mobil kecil yang membawa para pekerja Arab dan mengakibatkan 4 orang penduduk Palestina syahid. Kejadian tersebut menandai munculnya tahapan baru dalam jihad rakyat Palestina. Para tokoh Gerakan Ikhwan di Gaza mulai melatih para mahasiswa cara-cara berdemonstrasi. Mereka pun rela menutup kampusnya pada hari-hari demonstrasi. Mereka terus menerus melakukan berbagai demonstrasi baik siang maupun malam sehingga berhasil mendapatkan simpati dan dukungan dari masyarakat Palestina, bahkan rakyat pun ikut turun ke jalan bersama para mahasiswa menentang pendudukan Zionis. Inilah yang menjadi percikan pertama dari kemunculan intifadhah yang penuh berkah. 14 Desember 1987 : Merupakan tahapan baru dalam jihad rakyat Palestina menentang pendudukan Zionis zhalim yaitu tahapan yang mencerminkan gelombang perlawanan islam. Pada awalnya dinamakan حمس (HAMAS) namun setelah beberapa hari diganti menjadi حماس (HAMAAS) kata yang berarti kekuatan dan aktivitas. Kelahiran HAMAS ini diprakarsai oleh para tokoh Ikhwan yang berjumlah 7 orang. Mereka mengadakan pertemuan di wilayah Gaza setelah kejadian truk 6 Desember 1987 yang kemudian menghasilkan HAMAS. Ketujuh orang pendiri HAMAAS itu adalah Syeikh Ahmad Yasin, DR. Ibrahim al Bazuri, Muhammad Syam’ah (perwakilan di kota Gaza), Abdul Fatah Dakhon (Perwakilan Wilayah Tengah), DR. Abdul Aziz ar Rantisi (Perwakilan Khan Yunus), Isa an Nasyar (perwakilan kota Rafah), Shalah Syahadah (Perwakilan Wilayah Utara). Gerakan HAMAS ini membuat panik pendudukan Zionis sehingga pada tahun 1988 mereka melakukan banyak penangkapan dan pengusiran tidak terkecuali para pendiri gerakan kecuali Syeikh Ahmad Yasin yang baru dipenjarakan pada tahun 1989. Berbagai penangkapan terhadap para pemimpin HAMAS di level pertama terus dilakukan namun itu semua tidak menghentikan regenerasi kepemimpinan dalam tubuh HAMAS hingga sampai level kelima. Penangkapan-penangkapan yang dilakukan Zionis itu tidak berpengaruh apa-apa apalagi menghentikan gerakan. HAMAS juga menggunakan masjid dalam membangkitkan kesadaran dan perlawanan rakyat Palestina terhadap pendudukan Zionis, yang kemudian gerakan itu dikenal dengan “Tsaurotul Masjid” (Revolusi Masjid). HAMAS adalah sebuah Gerakan Jihad, Da’wah dan Politik, ia berdiri di atas Syumuliyatul Islam (Universalitas Islam) yang mencakup semua aspek kehidupan. Hal itu dibuktikan dengan masuknya HAMAS ke medan politik dan ikut serta dalam Pemilu bahkan bisa memenangkannya. Sejak awal, sebenarnya HAMAS sudah menunjukkan keuniversalannya, seperti memiliki Yayasan-yayasan Sosial, Pendidikan, politik dan Jihad. Masuknya HAMAS ke medan perpolitikan adalah proses alami yang bertujuan membenahi berbagai penyimpangan yang ada didalam berbagai peraturan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip rakyat Palestina dan memberikan perlindungan terhadap berbagai kekayaan dan hak-hak mereka. (disarikan dari hasil wawancara www.ikhwanonline.net dengan H. Muhammad Syam’ah, salah seorang pendiri HAMAS) Sasaran utama Gerakan HAMAS adalah mendirikan negara Palestina diatas seluruh tanah Palestina melalui jihad yang diikuti oleh seluruh kaum muslimin. Didalam Manifestasi Gerakan dijelaskan bahwa kemunculan Intifadhah adalah demi iizzah dan kemuliaan rakyat Palestina sebagaimana disebutkan “Demi mnegembalikan hak-hak kami di negara kami dan meninggikan Panji Allah di bumi.” Kemudian ditegaskan lagi didalamnya bahwa “Intifadhah (Perlawanan masal) rakyat kami adalah untuk berjaga-jaga di bumi yang sedang dijajah ini. Intifadhah lahir untuk menentang politik pemaksaan Zionis dan untuk memberikan penyadaran kepada setiap sanubari… “ Pemahaman aqidah HAMAS bersandar kepada Al Qur’an dan Sunanh Nabi. Kemunculan HAMAS diprakarsai oleh pemikiran Ikhwanul Muslimin dan HAMAS adalah salah satu sayap dari Gerakan Ikhwan. Pasal Pertama di dalam Piagam Gerakan disebutkan bahwa manhaj HAMAS adalah islam. HAMAS menjadikan islam sebagai sumber pemikiran dan pemahamannya terhadap alam, kehidupan, manusia, kepadanya mereka berhukum dalam setiap prilakunya dan segala langkah-langkahnya juga merujuk kepadanya.” HAMAS adalah salah satu mata rantai dari mata rantai-mata rantai jihad dalam memerangi orang-orang Zionis yang kemunculannya memiliki kaitan erat dengan asy Syahid Izzudin al Qossam dan para mujahidin Ikhwanul Muslimin tahun 1936, yang kemudian juga merupakan kelanjutan dari jihad rakyat Palestina dan jihad Ikhwanul Muslimin di dalam perang 1948 serta berbagai operasi jihad Ikhwan Muslimin di tahun 1967. Adapun struktur HAMAS terbagi menjadi 4 sayap yang saling terpisah : 1. Sayap Mobilisasi Massa. 2. Sayap Keamanan (dahulu bernama MAJD) yang dibentuk pada tahun 1983 3. Sayap Militer (Batalyon Asy Syahid Izzuddin Al Qossam), sebelumnya bernama “Mujahidu Filistiniyin” atau “Al Mujahiduun” 4. Sayap Politik HAMAS berkeyakinan bahwa peperangan dengan Zionis di Palestina adalah peperangan eksistensi yang tidak mungkin dihentikan kecuali setelah berbagai penyebabnya dilenyapkan yaitu pendudukan Zionis di bumi Palestina dan perampasan tanah-tanahnya serta pengusiran para penduduknya. (disarikan dari islamweb.net) Semoga Allah swt senantiasa memberikan kekuatan dan kesabaran kepada para mujahidin Palestina dalam meninggikan panji Allah dan menjaga kehormatan bangsa Palestina dan kaum muslimin dalam melawan orang-orang yang paling keras permusuhannya kepada kaum muslimin, yaitu Zionis Yahudi. لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِينَ آمَنُواْ الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُواْ Artinya : “Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS. Al Maidah : 82) Terlepas apakah mereka yang sedang berjihad di bumi Palestina adalah HAMAS atau Ikhwanul Muslimin ataukah dari organisasi yang lainnya, selama mereka semua berniat untuk meninggikan kalimat Allah maka mereka adalah para mujahidin di jalan Allah yang harus selalu mendapatkan dukungan dari seluruh saudara-saudaranya kaum muslimin di setiap jengkal bumi Allah ini. Allah telah memuliakan mereka dengan jihad, Allah telah meninggikan mereka dengan syahid di jalan-Nya dan Allah juga telah menjanjikan mereka dua ganjaran terbesar yaitu kemenangan dan surga. Jadikanlah kejadian yang tengah melanda Palestina, khususnya Gaza saat ini sebagai sarana pemersatu seluruh umat islam. Lepaskanlah seluruh pakaian yang selama ini banyak menghiasi kaum muslimin dunia, seperti : ashobiyah (kesukuan), etnis, kedaerahan, kebangsaan, madzhab, ormas, jama’ah dan partai politik untuk kemudian mengenakan satu pakaian yang jauh lebih indah dan mulia, yaitu pakaian islam. Suatu pakaian yang diikat dengan tali akidah dan cocok dikenakan oleh seluruh umat islam dimana pun ia berada dan darimana pun ia berasal. Ingatlah suatu hadits yang diriwayatkan dari Hudzaifah berkata,”Rasulullah saw bersabda, ’Barangsiapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin maka dia bukan dari golongan mereka (kaum muslimin).” (HR. Ath Thabrani)

TAFSIR QS MUHAMMAD AYAT 20-28 ANCAMAN BAGI ORANG MUNAFIK DAN MURTAD

Dan orang-orang yang beriman berkata: “mengapa tidak diturunkan suatu surat?” Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan didalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan kecelakaanlah bagi mereka. (QS 47:20) Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jiakalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. (QS 47:21) Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? (QS 47:22) Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutaka-Nya penglihatan mereka. (QS 47:23) Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an, ataukah hati mereka terkunci? (QS 47:24) Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. (QS 47:25) Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata pada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi): “Kami akan mematuhimu dalam beberapa urusan,” sedang Allah mengetahui rahasia mereka. (QS 47:26) Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila Malaikat (maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka? (QS 47:27)Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang menimbulkan) keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka. (QS 47:28) Pembahasan: QS 47: 20 1. Dalam firman-Nya, Allah memberitahukan tentang orang-orang mukmin, bahwa mereka mendambakan pensyariatan jihad. Dan orang-orang yang beriman berkata: “mengapa tidak diturunkan suatu surat?” 2. Allah mengabulkan doa orang-orang mukmin tentang pensyariatan jihad. Namun banyak orang yang menolak melakukannya. 3. Orang-orang yang menolak perintah jihad adalah orang pengecut yang takut berhadapan dengan musuh dan orang-orang yang takut mati. 4. Maka Allah akan menimpakan kecelakaan bagi orang-orang yang menolak perintah jihad. “dan kecelakaanlah bagi mereka.” QS 47: 21 1. Meskipun perintah jihad merupakan hal yang berat dan banyak orang menolak untuk melaksanakan, Allah memberi motivasi kepada orang-orang mukmin untuk senantiasa taat dan berkata yang baik. 2. Orang yang benar imannya (benar-benar mengikhlaskan niat kepada-Nya) akan diteguhkan dalam ketaatan kepada Allah (menerima perintah jihad secara ikhlas). 3. Ketaatan menerima perintah jihad merupakan hal yang baik bagi orang-orang mukmin. QS 47: 22 1. Orang-orang yang berkuasa cenderung berbuat kerusakan di muka bumi dan memutus tali silaturahim. 2. Kerusakan yang ditimbulkan antara lain seperti pada keadaan jaman jahiliyyah (saling menumpahkan darah dan memutus tali silaturahim). 3. Bahasan tentang larangan berbuat kerusakan di muka bumi merupakan bahasan secara umum. 4. Bahasan tentang memutus tali silaturohim merupakan bahasan secara khusus. Ada beberapa hadits yang membahas tentang silaturohim dan memutus silaturohim. QS 47: 23 1. Ayat ke 23 menyebutkan balasan bagi orang-orang yang menolak perintah jihad, berbuat kerusakan di muka bumi dan orang-orang yang memutus hubungan silaturohim. 2. Balasan bagi mereka adalah Allah akan melaknat mereka, menulikan telinga mereka membutakan penglihatan mereka. QS 47: 24 Dalam ayat ke 24 ini digambarkan tentang kondisi orang-orang yang tidak memperhatikan dan memahami Al Qur’an. “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an” Orang-orang yang tidak memperhatikan dan tidak memahami Al-Qur’an bisa jadi karena hati mereka telah terkunci. “Ataukah hati mereka terkunci?” Sehingga peristiwa-peristiwa yang terjadi di ayat-ayat sebelumnya tidak bisa digunakan sebagai pelajaran agar tidak berpaling kembali ke jaman jahiliyyah setelah mendapat petunjuk. QS 47: 25 1. Orang-orang yang berpaling ke belakang (kembali kepada kekafiran) akan cenderung mudah (dipengaruhi syaitan) dan ringan untuk melakukan dosa. 2. Syaitan menjadikan indah dan baik perbuatan dosa (penghianatan dan panjang angan-angan) di pandangan orang-orang yang berpaling. QS 47: 26 1. Kondisi orang-orang munafik itu berbeda antara apa yang diutarakan dengan apa yang dirahasiakan. Ketika mereka berkumpul dengan orang–orang mukmin, mereka mengutarakan ketaatan yang sama. Namun ketika mereka berada jauh dari orang mukmin, hati mereka menolak untuk melakukan ketaatan yang sama. 2. Allah Maha Mengetahui apa yang diutarakan dan apa yang disembunyikan. QS 47: 27 1. Kondisi orang-orang kafir ketika didatangi malaikat maut. 2. Malaikat maut mencabut nyawa orang kafir dengan cara memukul muka dan punggung mereka. QS 47: 28 1. Kondisi akhir orang-orang kafir (seperti ayat 27) karena mereka melakukan hal-hal yang dimurkai Allah (tidak mentaati perintah jihad) dan benci dengan hal-hal yang mendatangkan keridhaan Allah. 2. Akibat perbuatan mereka, Allah menghapus pahala amal-amal mereka. Sumber: DR ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, 2006, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 7 hal 408-412, Bogor, Pustaka Imam Syafi’i

Kekasih Allah oleh: Hadad Alwi

Yaa Rosuululloh salaamun 'alaik Yaa Habiiballoh salam 'alaik Nazhroh ilayya yaa Rosuululloh athfan 'alayya habiballoh Min nuuri thoha sholata lahaa dzikrul ilahi zait ilaihaa Min qolbi Ahmad nusqo wa nur syad min qolbi Ahmad dzakal murood Kekasih Alloh juga semesta Sholawat salam kita semua Jalan hidupnya pancarkan cinta Kasih dan damai ajarannya Yaa Rosuululloh salamun 'alaik Yaa Habiballoh salam 'alaik Turn thy face to me, propeth of Alloh Give your compassion, Alloh's beloved

Sami Yusuf - You Came To Me lyrics

VERSE 1 You came to me in that hour of need When I was so lost, so lonely You came to me took my breath away Showed me the right way, the way to lead BRIDGE 1 You filled my heart with love Showed me the light above Now all I want Is to be with you You are my One True love Taught me to never judge Now all I want Is to be with you CHORUS (x2) VERSE 2 You came to me in a time of despair I called on you, you were there Without You what would my life mean? To not know the unseen, the worlds between BRIDGE 2 For you I’d sacrifice For you I’d give my life Anything, just to be with you I feel so lost at times By all the hurt and lies Now all I want Is to be with you CHORUS (x2) MIDDLE 8 Showed me right from wrong Taught me to be strong Need you more than ever Ya Rasul ALLAH You came to me In that hour of need Need you more than ever Ya Rasul ALLAH BRIDGE 3 You filled my heart with love Showed me the light above Now all I want is to be with you You are my One True love Taught me to never judge Now all I want Is to be with you CHORUS (currently X2) FINALE Showed right from wrong showed me right from wrong

HADAD ALWI – MA ZAM ZAMA

Madhuh wadzikruh fil kitaabi yutla yaa Allah 'alaihi sholla syailillah Wa firrisalah qudhuhul mu 'alla ya Allah majlahu majla syailillah Arrobbu sholla daaiman wasallam yaa Allah alalmukarrom syailillah Ma zam zamal haadi wamaa taronnam yaa Allah fillailal adzlam syailillah Yablaz-zaman walwashfa laisa yabla yaa Allah haihaata mahla syailillah Wallahu maahad 'an 'ulahu tarjam yaa Allah kalla walaa syam syailillah Bi dzikri thohal-mujtaban jalalham yaa Allah wal unsu khoyyam syailillah Dzikruh li adwaail quluubi marham ya Allah yasyfii minas-sam syailillah Sholluu 'alaihi innas-sholata maghnam ya Allah tunji minal ghom syailillah 'Alaihi robby fil-quraanil aqdam ya Allah sholla wasallam syailillah

Ya Allah,bukalah hati kami agar bisa menerima, menyimpan dan memendarkan Nur Cahaya-Mu dalam kehidupan kami sehari-hari.

Bersegera Kepada Kebaikan Dan Menganjurkan Kepada Orang Yang Menuju Kebaikan Supaya Menghadapinya Dengan Sungguh-sungguh Tanpa Keragu-raguan

Allah Ta'ala berfirman: "Maka berlumba-lumbalah engkau sekalian untuk mengerjakan berbagai kebaikan." (al-Baqarah: 148) Allah Ta'ala berfirman pula: "Dan bersegeralah engkau sekalian menuju pada pengampunan dari Tuhanmu dan juga memasuki syurga yang luasnya adalah seperti langit dan bumi, disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa." (ali-lmran: 133)

AL BARRA' BIN MALIK RADHIALLAHU 'ANH

"ALLAH DAN SURGA...!" Dia adalah salah Seorang di antara dua hersaudara yang hidup mengabdikan diri kepada Allah, dan telah mengikat janji dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasalam yang tumbuh dan berkembang bersama masa. Yang pertama bernama Anas bin Malik khadam Rasulullah shallallahu alaihi wasalam Ibunya yang bernama Ummu Sulaim membawanya kepada Rasul, sedang umurnya pada waktu itu baru sepuluh tahun, seraya katanya: "Ya Rasulallah ... ! Ini Anas, pelayan anda yang akan melayani anda, doa'akanlah ia kepada Allah!" Rasulullah mencium anak itu antara kedua matanya lalu mendo'akannya, do'a mana tetap membimbing usianya yang panjang ke arah kebaikan dan keberkahan... . Rasul telah mendo'akannya dengan kata-kata berikut: --'•Ya Allah banyakkanlah harta dan anaknya, berkatilah ia dan masukkanlah ia ke surga….!" Ia hidup, sampai usia 99 tahun dan diberi-Nya anak dan cucu yang banyak begitu pula Allah memberinya rizqi, berupa kebun yang luas dan subur, yang dapat menghalalkan panen buah-buahan dua kali dalam setahun….! Yang kedua dari dua bersaudara itu ialah Barra' bin Malik…..Ia termasuk golongan terkemuka dan terhormat, menjalani kehidupannya dengan bersemboyan Allah dan surga ... ': Dan barang siapa melihatnya ia sedang berperang mempertahankan Agama Allah, niscaya akan melihat hal ajaib di balik ajaib... ! Ketika ia berhadapan pedang dengan orang-orang musyrik, Barra' bukanlah orang yang hanya mencari kemenangan, sekalipun kemenangan termasuk tujuan ...,tetapi tujuan akhirnya ialah mencari syahid....Seluruh cita-citanya mati syahid, menemui ajalnya di salah suatu gelanggang pertempuran dalam mempertahankan haq dan melenyapkan bathil..... Dia tak pernah ketinggalan dalam setiap peperangan baik bersama Rasul ataupun tidak .... Pada suatu hari teman-temannya datang mengunjunginya, ia sedang sakit, dibawanya air muka mereka lalu katanya: - "Mungkin kalian takut aku mari di atas tempat tidurku. Tidak, demi Allah, Tuhan tidak akan menghalangiku mati syahid ... !" Allah benar-benar telah meluluskan harapannya, ia tidak mati di atas tempat tidurnya, tetapi ia gugur menemui syahid dalam salah satu pertempuran yang terdahsyat……! Kepahlawanan Barra' di medan perang Yamamah wajar dan cocok dengan watak serta tabiatnya. Wajar untuk seorang pahlawan yang sampai-sampai Umar mewasiatkan agar ia jangan jadi komandan pasukan, disebabkan keberaniannya yang luar biasa, keperwiraan dan ketetapan hatinya menghadang maut...Semua sifatnya itu akan menyebabkan kepemimpinannya dalam pasukan membahayakan anak buahnya dan dapat membawa kebinasaan... ! Barra' berdiri di medan perang Yamamah, ketika balatentara Islam yang berada di bawah komando Khalid, bersiap-siap untuk menyerbu. Ia berdiri dan merasakan detik-detik itu, yakni saat sebelum panglimanya memerintahkan maju, amat lama sekali, bertahun-tahun layaknya ... . Kedua matanya yang tajam bergerak-gerak dengan cepatnya menyelusuri seluruh medan tempur, seolah-olah sedang mencari-cari tempat bersemayam yang sebaik-baiknya untuk seorang pahlawan .. . . Memang tak ada yang menyibukkannya di antara segala urusan dunia, kecuali tujuan Yang satu ini! Dimulai dengan berjatuhannya korban di pihak kaum musyrikin penyeru kedhaliman dan kebathilan akibat ketajaman dan tebasan pedangnya al-Barra' yang ampuh .... Kemudian di akhir pertempuran, suatu pukulan pedang mengenai tubuhnya dari tangan seorang musyrik, menyebabkan tubuh kasarnya jatuh ke tanah, sementara tubuh halusnya menempuh jalannya membubung ke tingkat yang tertinggi ke mahligai para syuhada tempat kembalinya orang-orang yang beroleh berkah... ! Itulah khayalannya ketika ia menunggu kamando. Khalid mengumandangkan takbir "Allahu Akbar", maka majulah seluruh barisan yang bersatu-padu menuju sasarannya, dan maju pula peng'asyik maut Barra' bin Malik.: .. Ia terus mengejar anak buah dan pengikut si pembohong Musailamah dengan pedangnya, hingga mereka berjatuhan laksana daun kering di musim,rontok.... Tentara Musailamah bukanlah tentara yang lemah dan sedikit jumlahnya... bahkan ia adalah tentara murtad yang paling berbahaya.... Baik bilangan maupun perlawanan rerta perjuangan mati-matian prajuritnya, merupakan bahaya di atas semua bahaya.... ! Mereka menjawab serangan Kaum Muslimin dengan perlawanan yang mencapai puncak kekerasannya sehingga hampir-hampir mereka mengambil alih kendali pertempuran dan merubah perlawanan mereka menjadi serangan balasan ....Waktu itulah kegelisahan terssa merembes ke dalam barisan Kaum Muslimin. Melihat situasi ini, para komandan dan pimpinan pasukan sambil terus bertempur berdiri di atas pelana, berseru dengan kalimat-kalimat yang membangkitkan semangat dan meneguhkan hati. Barra' bin Malik mempunyai suara indah dan keras.... Ia dipanggil oleh panglima Khalid, dimintanya untuk buka suara…….Maka Barra pun menyerukan kata-kata yang penuh gemblengan semangat dan kepahlawanan, beralasan dan kuat....Wahai penduduk Madinah ... ! Tak ada Madinah bagi kalian sekarang. Yang ada hanya Allah dan surga... !" Ucapan itu menunjukkan jiwa pembicaranya, dan menjelaskan watak akhlaqnya. Benarlah ... yang tinggal hanyalah Allah dan surga! Karena di dalam suasana dan tempat seperti ini, tidaklah wajar ada fikiran-fikiran kepada yang lain walau kota Madinah, ibu kota Negara Islam, tempat rumah tangga, isteri dan anak-anak mereka! Sekarang tidak patut mereka berfikir ke sana! Sebab bila mereka sampai dikalahkan, maka tak ada artinya kota Madinah lagi... ! Kata-kata Barra' ini meresap laksana ...laksana apakah? Setiap tamsil apapun tidaklah tepat, karena tidak sepadan dengan hasil yang ditimbulkannya. Maka baiklah kita katakan saja, kata-kata Barra' ini telah meresap dan itu sudah cukup ... ! Dan dalam waktu yang tidak lama, suasana pertempuran pun kembali kepada keadaannya semula .... Kaum Muslimin beroleh kemajuan sebagai pendahuluan bagi suatu kemenangan yang gemilang. Dan orang-orang musyrikin tersungkur ke jurang kekalahan yang amat pahit .... Pada saat itu Barra' bersama kawan-kawannya berjalan dengan bendera Muhammad shallallahu alaihi wasalam hendak mencapai tujuan yang utama …. Orang-orang musyrik mundur dan melarikan diri ke belakang. Mereka berkumpul dan berlindung di suatu perkebunan besar yang mereka ambil sebagai benteng pertahanan. Pertempuran menjadi reda, dan semangat Muslimin agak surut. Jika begini naga-naganya, dengan siasat yang dipakai anak buah serta tentara Musailamah bertahan di perkebunan itu, mungkin suasana peperangan akan berbalik dan berubah arah lagi. Maka di saat yang genting itu, Barra' naik ke suatu tempat yang ketinggian, lalu berseru: 'Wahai Kaum Muslimin, bawalah aku dan lemparkan ke tengah-tengah mereka ke dalam kebun itu...!" Bukankah sudah kukatakan kepada anda sekalian, bahwa ia tidak mencari menang tetapi mencari syahid ... ? Ia benar-benar telah membayangkan bahwa langkah ini adalah penutup yang terbaik bagi kehidupannya, dan bentuk yang terindah untuk kematiannya...! Sewaktu ia dilemparkan ke dalam kebun itu nanti, maka ia segera membukakan pintu bagi Kaum Muslimin, dan bersamaan itu pedang-pedang orang musyrikin akan melukai dan meogoyak-ngoyak tubuhnya, tetapi di waktu itu pula pintu-pintu surga akan terbuka lebar memperlihatkan kemewahan dan keni'matannya untuk menyambut mempelai baru dan mulia……! Barra' rupanya tidak menunggu ia digotong dan dilemparkan, malah ia sendiri yang memanjat dinding dan melemparkan dirinya ke dalam kebun dan langsung membuka pintu yang terus diserbu oleh tentara Islam ....Akan tetapi mimpi Barra' belum lagi terlaksana, tak ada rupanya pedang-pedang musyrikin yang sampai mencabut nyawanya, hingga tidak pula ia menemukan kematian yang selama ini didambakan……Benarlah apa yang dikatakan oleh Abu Bakar radhiallahu anhu : "Songsong dan carilah kematian, pasti akan mendapatkan kehidupan... !" Memang tubuh pahlawan itu mendapat lebih dari delapan puluh tusukan dari pedang-pedang musyrikin menyebabkannya menderita luka lebih dari delapan puluh lubang, sehingga sebulan sesudah perang berlalu masih juga dideritanya, dan Khalid sendiri ikut merawatnya di waktu itu. Tetapi semua yang menimpa dirinya ini belum lagi dapat mengantarkannya kepada apa yang dicita-citakannya ……. Namun yang demikian itu tidak menyebabkan Barra' berputus asa……. Kafir dan musyrik masih menyerang .... Melintang menghalangi Agama Allah berkembang Seruan jihad tetap berkumandang…… Jalan ke surga masih terbentang… Dahulu Rasulullah meramalkan bahwa permintaan dan do'anya akan dikabulkan Allah. Tinggal baginya tetap berdo'a ... memohon dikaruniai mati syahid, dan ia tak perlu buru-buru, karena setiap ajal sudah ada ketentuannya. Sekarang Barra' telah sembuh dari luka-luka perang Yamamah .... Dan kini ia maju lagi bersama pasukan tentara islam yang pergi hendak menghalau semua kekuatan kedhaliman ke jurang kehancurannya, yakni nun di sana...di mana masih berdiri dua kerajaan raksasa dan aniaya, yaitu Romawi dan Persi, yang dengan tentaranya yang ganas menduduki negeri-negeri Allah, memperbudak hamba-hambaNya dan mengintip kelengahan ummat Islam.... Barra' memukulkan pedangnya dan di setiap tempat bekas pukulan itu berdiri dinding yang kukuh dalam membina alam baru yang akan tumbuh di bawah bendera islam dengan cepat tak ubahnya bagai timbulnya mata hari menjelang siang.... Dalam salah satu peperangan di Irak, orang-orang Persi mempergunakan setiap cara yang rendah dan biadab yang dapat mereka lakukan sebagai perlindungan. Mereka menggunakan penggaet-penggaet yang diikatkan ke ujung rantai yang dipanaskan dengan api, mereka lempar dari dalam benteng mereka, hingga dapat menyambar Kaum Muslimin dan menggaetnya secara tiba-tiba sedang korban tidak dapat melepaskan dirinya. Adapun Barra' dan abangnya Anas bin Malik mendapat tugas bersama sekelompok Muslimin untuk merebut salah satu benteng-benteng itu. Tetapi tiba-tiba salah satu penggaet ini jatuh dan menyangkut ke tubuh Anas, sedang ia tidak sanggup memegang rantai untuk melepaskan dirinya, karena masih panas dan bernyala .... Barra' menyaksikan peristiwa yang seram ini .... Dengan cepat ia menuju saudaranya yang sedang ditarik ke atas alat penggaet dengan talinya yang panas menuju lantai dinding benteng ....Dengan keberanian yang luar biasa dipegangnya rantai itu dengan kedua tangannya, lalu direnggut dan disentakkannya sekuat-kuatnya, hingga akhirnya ia dapat melepaskan diri dari rantai itu, dan selamatlah Anas dari bahaya. Bersama orang-orang sekelilingnya dilihatnya kedua telapak itu tidak ada lagi di tempatnya ... ! Dagingnya rupa-rupanya telah meleleh karena terbakar dan yang tinggal hanyalah kerangkanya yang memerah coklat dan terbakai hangus... ! Sang pahlawan kembali menghabiskan waktu yang cukup lama pula untuk memulihkan luka bakarya sampai sembuh betul... ! Apakah belum juga datang masanya bagi si pencinta maut itu untuk mencapai maksudnya? Sudah, sekarang sudah datang masanya ... ! Inilah dia pertempuran Tutsur akan datang, dan di sinilah balatentara Islam akan berhadapan dengan balatentara Persi, dan di sinilah pula Barra' dapat merayakan pestanya yang terbesar .... Penduduk Ahwaz dan Persi telah berhimpun dalam suatu pasukan tentara yang amat besar hendak menyerang Kaum Muslimin .... Amirul Mu'minin Umar bin Khatthab menulis surat kepada Sa'ad bin Abi Waqqash di Kufah agar mengirimkan pasukan tentara ke Ahwaz ... dan menulis surat pula kepada Abu Musa al Asy'ari di Basrah agar mengirimkan juga pasukan ke Ahwaz, sambil berpesan dalam surat itu: "Angkatlah sebagai komandan pasukan Suhail bin 'Adi dan hendaklah ia dampingi oleh Barra' bin Malik... !" Dan bertemulah pasukan yang datang dari Kufah dengan yang datang dari Basrah untuk menghadapi tentara Persi di suatu pertempuran yang seru dan seram. Di kalangan tentara Islam terdapat dua orang bersaudara utama yaitu Anas bin Malik dan Barra' bin Malik ....Pertempuran dimulai dengan perang tanding satu ]awan satu; Barra' sendiri menjatuhkan sampai seratus penantang dari Persi .... Kemudian berkecamuklah perang yang baur di antara kedua pasukan dan dari kedua belah pihak berjatuhan korhan yang tak sedikit. Sebagian shahabat mendekati Barra' sementara perang sedang berlangsung itu; mereka menghimbaunya sambil berkata: "Masih ingatkah engkau, hai Barra' akan sabda Rasul tentang dirimu: Berapa banyak orang yang berambut kusut masai dan berdebu dan punya hanya dua pakaian lapuk hingga tidak diperhatikan orang sama sekali, padahal seandainya ia memohon kutukan kepada Allah bagi mereka, pastilah akan diluluskannya ... ! Dan di antara orang-orang itu ialah Barra' bin Malik... ! Wahai Barra' bersumpahlah kamu kepada Tuhanmu, agar Ia mengalahkan musuh dan menolong kita... !" Make Barra' mengangkat kedua tangannya ke arah langit dengan berendah diri lalu berdo'a: -- "Ya Allah, kalahkan mereka….dan tolonglah kami atas mereka ...,dan pertemukanlah daku hari ini dengan Nabi-Mu . !" Dilayangkannya pandangannya yang lama kepada saudaranya Anas yang berperang berdampingan dengannya, seakan-akan hendak mengucapkan selamat tinggal ....Dan menyerbulah Kaum Muslimin dengan keheranian yang tak takut mati, suatu keberanian yang tak dikenal dunia kecuali dari mereka....Dan mereka pun beroleh kemenangan, suatu kemenangan yang nyata…! Di tengah-tengah para syuhada yang jadi qurban pertempuran, terdapatlah Barra' dengan wajahnya menampilkan senyuman, senyum manis saperti cahaya fajar. Tangan kanannya sedang menggenggam segumpal tanah berlumuran darah, yaitu darahnya yang suci .... Dan pedangnya masih tergeletak di sampingnya .... kuat tak terpatahkan, rata tanpa goresan .... Musafir:itu telah sampai ke kampungnya.... Bersama-sama temannya yang syahid ia telah mencapai perjalanan hidup yang agung lagi mulia, dan mereka menerima panggilan dari Ilahi : "Itulah surga yang Kami wariskan untuk kalian, sebagai balasan atas amal perbuatan kalian... !" (Q.S. Al-Araf: 43) Sumayyah binti Khayyat -radhiallaahu 'anha- Jumat, 04 Juni 04 Dialah Sumayyah binti Khayyat, hamba sahaya dari Abu Hudzaifah bin Mughiroh. Beliau dinikahi oleh Yasir, seorang pendatang yang kemudian menetap di Mekkah sehingga tidak ada kabilah yang dapat membela, menolak dan mencegah kezaliman atas dirinya, karena dia hidup sebatang kara. Posisinya menjadi sulit dibawah naungan aturan yang berlaku pada masa Jahiliyah. Begitulah Yasir mendapatkan dirinya menyerahkan perlindungannya kepada Bani Makhzum. Beliau hidup dalam kekuasaan Abu Huzaifah. Dia akhirnya dinikahkan dengan budak wanita bernama Sumayyah, tokoh yang kita bicarakan ini. Beliau hidup bersamanya dalam suasana yang tenteram. Tidak berselang lama dari pernikahan tersebut, merekapun dikaruniai dua orang anak, yaitu ‘Ammar dan Ubaidullah Tatkala ‘Ammar hampir menjelang dewasa dan sempurna sebagai seorang laki-laki beliau mendengar agama baru yang didakwahkan oleh Muhammad bin Abdullah shallallâhu 'alaihi wa sallam kepada beliau. Maka berfikirlah ‘Ammar bin Yasir sebagaimana yang difikirkan oleh penduduk Mekkah, sehingga kesungguhan beliau di dalam berfikir dan lurusnya fitrah beliau, menggiringnya untuk memeluk Dienul Islam. ‘Ammar kembali ke rumah dan menemui kedua orang tuanya dalam keadaan merasakan lezatnya iman yang telah terpatri dalam jiwanya. Beliau menceritakan kejadian yang beliau alami hingga pertemuannya dengan Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam, kemudian menawarkan kepada keduanya untuk mengikuti dakwah yang baru tersebut. Ternyata Yasir dan Sumayyah menyahut dakwah yang penuh berkah tersebut dan bahkan mengumumkan keislamannya sehingga Sumayyah menjadi orang ketujuh yang masuk Islam. Dari sinilah dimulai sejarah yang agung bagi Sumayyah yang bertepatan dengan permulaan dakwah Islam dan sejak fajar terbit untuk pertama kalinya. Bani Makhzum mengetahui akan hal itu, karena ‘Ammar dan keluarganya tidak memungkiri bahwa mereka telah masuk Islam bahkan mengumumkan keislamannya dengan kuat sehingga orang-orang kafir menyikapinya dengan menentang dan memusuhi mereka. Bani Makhzum segera menangkap keluarga Yasir dan menyiksa mereka dengan bermacam-macam siksaan agar mereka keluar dari dien mereka. Mereka memaksa dengan cara menyeret mereka ke padang pasir tatkala cuaca sangat panas dan menyengat. Mereka membuang Sumayyah ke sebuah tempat dan menaburinya dengan pasir yang sangat panas, kemudian meletakkan diatas dadanya sebongkah batu yang berat, akan tetapi tiada terdengar rintihan ataupun ratapan melainkan ucapan Ahad….Ahad…., beliau ulang-ulang kata tersebut sebagaimana yang diucapkan juga oleh Yasir, ‘Ammar dan Bilal. Suatu ketika Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam menyaksikan keluarga muslim tersebut yang tengah tersiksa secara kejam, maka beliau menengadahkan tangannya ke langit dan berseru : “Bersabarlah keluarga Yasir karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah surga” Sumayyah mendengar seruan Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam, maka beliau bertambah tegar dan optimis dengan kewibawaan imannya. Dia mengulang-ulang dengan berani: “Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah dan aku bersaksi bahwa janjimu adalah benar”. Sehingga bagi beliau kematian adalah sesuatu yang sepele dalam rangka memperjuangkan aqidahnya. Di hatinya telah dipenuhi kebesaran Allah ‘Azza wa Jalla, maka dia menganggap kecil setiap siksaan yang dilakukan oleh para Thaghut yang zhalim, yang mana mereka tidak kuasa menggeser keimanan dan keyakinannya sekalipun hanya satu langkah semut. Sementara Yasir telah mengambil keputusan sebagaimana yang dia lihat dan dia dengar dari istrinya. Sumayyah pun telah mematrikan dalam dirinya untuk bersama-sama dengan suaminya meraih kesuksesan yang telah dijanjikan oleh Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam. Tatkala para Thaghut telah berputus asa mendengar ucapan yang senantiasa diulang-ulang oleh Sumayyah maka musuh Allah, Abu jahal melampiaskan keberangannya kepada Sumayyah dengan menusukkannya sangkur yang berada dalam genggamannya ke tubuhnya. Maka terbanglah nyawa beliau dari raganya yang beriman dan bersih. Dan beliau adalah wanita pertama yang syahid dalam Islam. Beliau gugur setelah memberikan contoh yang baik dan mulia bagi kita dalam hal keberanian dan keimanan, yang mana beliau telah mengerahkan segala apa yang beliau miliki, dan menganggap remeh kematian dalam rangka memperjuangkan imannya. Beliau telah mengorbankan nyawanya yang mahal dalam rangka meraih keridhaan Rabb-nya. “Dan mendermakan jiwa adalah puncak tertinggi dari kedermawanan”. (Diambil dari buku Mengenal Shahabiah Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam dengan sedikit perubahan, penerbit Pustaka AT-TIBYAN)

Mengagungkan Kehormatan-Kehormatan Kaum Muslimin Dan Huraian Tentang Hak-hak Mereka Serta Kasih-sayang Dan Belas-kasihan Kepada Mereka

DALAM KITAB RIYADUS SHALIHIN Allah Ta'ala berfirman: "Dan barangsiapa yang mengagungkan peraturan suci dari Allah, maka itulah yang lebih baik baginya di sisi Tuhannya." (al-Haj: 30) Allah Ta'ala berfirman pula: "Dan barangsiapa yang mengagungkan tanda-tanda suci - yakni agama Allah, maka sesungguhnya perbuatan sedemikian itu adalah kerana ketaqwaan hati." (al-Haj: 32) Lagi Allah Ta'ala berfirman: Dan tundukkantah sayapmu - bersikap sopan santunlah terhadap kaum mu'minin" (al-Hijr: 88) Allah Ta'ala juga berfirman: "Barangsiapa yang membunuh seseorang manusia bukan kerana sebagai hukuman membunuh orang atau dengan sebab membuat kerosakan di bumi - merompak dan lain-lain, maka ia seolah-olah membunuh manusia seluruhnya dan barangsiapa memelihara kehidupan seseorang manusia, maka seolah-olah ia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya." (al-Maidah: 32) 223. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seorang mu'min terhadap mu'min yang lain itu adalah sebagai bangunan yang sebahagiannya mengukuhkan kepada bahagian yang lainnya," dan beliau s.a.w. menjalinkan antara jari-jarinya." (Muttafaq 'alaih) Keterangan: Dalam menghuraikan Hadis di atas. Imam al-Qurthubi berkata sebagai berikut: "Apa yang disabdakan oleh Rasulullah s.a.w. itu adalah sebagai suatu tamsil perumpamaan yang isi kandungannya adalah menganjurkan dengan sekeras-kerasnya agar seorang mu'min itu selalu memberikan pertolongan kepada sesama mu'minnya, baik pertolongan apapun sifatnya (asal bukan yang ditujukan untuk sesuatu kemungkaran), Ini adalah suatu perintah yang dikukuhkan yang tidak boleh tidak, pasti kita laksanakan. Perumpamaan yang dimaksudkan itu adalah sebagai suatu bangunan yang tidak mungkin sempurna dan tidak akan berhasil dapat dimanfaatkan atau digunakan, melainkan wajiblah yang sebahagian dari bangunan itu mengukuhkan dan erat-erat saling pegang-memegang dengan yang bahagian lain. Jikalau tidak demikian, maka bahagian-bahagian dari bangunan itu pasti berantakan sendiri-sendiri dan musnahlah apa yang dengan susah payah didirikan. Begitulah semestinya kaum Muslimin dan mu'minin antara yang seorang dengan yang lain, antara yang sekelompok dengan yang lain, antara yang satu bangsa dengan yang lain. Masing-masing tidak dapat berdiri sendiri, baik dalam urusan keduniaan, keagamaan dan keakhiratan, melainkan dengan saling tolong-menolong, bantu-membantu serta kukuh-mengukuhkan. Manakala hal-hal tersebut di atas tidak dilaksanakan baik-baik, maka jangan diharapkan munculnya keunggulan dan kemenangan, bahkan sebaliknya yang akan terjadi, yakni kelemahan seluruh ummat Islam, tidak dapat mencapai kemaslahatan yang sesempurna-sempurnanya, tidak kuasa pula melawan musuh-musuhnya ataupun menolak bahaya apapun yang menimpa tubuh kaum Muslimin secara keseluruhan. Semua itu mengakibatkan tidak sempurnanya ketertiban dalam urusan kehidupan duniawiyah, juga urusan diniyah (keagamaan) dan ukhrawiyah. Malahan yang pasti akan ditemui ialah kemusnahan, malapetaka yang bertubi-tubi serta bencana yang tiada habis-habisnya. 224. Dari Abu Musa r.a. juga, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang berjalan di sesuatu tempat dari masjid-masjid kita atau pasar-pasar kita sedang ia membawa anak-anak panah, maka hendaklah memegang atau menutupi ujung-ujungnya dengan tapak tangannya, sebab dikuatirkan akan mengenai seseorang dari kaum Muslimin dengan sesuatu yang dibawanya tadi." (Muttafaq 'alaih) 225. Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Perumpamaan kaum Mu'minin dalam hal saling sayang-menyayangi, saling kasih-mengasihi dan saling iba-mengibai itu adalah bagaikan sesusuk tubuh. Jikalau salah satu anggota dari tubuh itu ada yang merasa sakit, maka tertarik pula seluruh tubuh - kerana ikut merasakan sakitnya - dengan berjaga - tidak tidur - serta merasa panas." (Muttafaq 'alaih) 226. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Nabi s.a.w. mencium al-Hasan bin Ali radhiallahu 'anhuma dan di dekat beliau s.a.w. itu ada seorang bernama al-Aqra' bin Habis, lalu al-Aqra' berkata: "Saya ini mempunyai sepuluh orang anak, belum pernah saya mencium seseorang pun dari mereka itu." Rasulullah s.a.w. lalu memperhatikan orang itu, kemudian bersabda: "Barangsiapa yang tidak menaruh belas kasihan - kepada sesamanya, maka tidak dibelas kasihani - oleh Allah." (Muttafaq 'alaih) 227. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Ada beberapa orang dari kalangan A'rab - Arab pedalaman - datang kepada Rasulullah s.a.w., lalu mereka berkata: "Adakah Tuan suka mencium anak-anak Tuan?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ya." Mereka berkata: "Tetapi kita semua ini, demi Allah tidak pernah mencium anak-anak itu." Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Adakah saya dapat mencegah sekiranya Allah telah mencabut sifat belas kasihan itu dari hatimu semua." (Muttafaq 'alaih) 228. Dari Jarir bin Abdullah, r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang tidak menaruh belas-kasihan kepada sesama manusia, maka Allah juga tidak menaruh belas-kasihan padanya." (Muttafaq 'alaih) 229. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau seseorang dari engkau semua bersembahyang menjadi imamnya orang banyak, maka hendaklah meringankannya, sebab di kalangan para makmum itu ada orang lemah, ada orang sakit dan ada pula yang berusia tua. Tetapi jikalau bersembahyang sendirian -munfarid, maka hendaklah memperpanjangkan shalatnya itu sekehendak hatinya." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat lain disebutkan: "Di kalangan makmum itu juga ada orang yang mempunyai keperluan - yang hendak segera diselesaikan." 230. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Sesungguhnya saja Rasulullah s.a.w. itu nescaya meninggalkan - tidak melakukan -suatu amalan, sedangkan beliau amat suka mengerjakan amalan itu dan ditinggalkannya tadi adalah kerana takut kalau orang-orang akan mengamalkan itu, sehingga akan menyebabkan diwajibkannya amalan tersebut atas mereka." (Muttafaq 'alaih) 231. Dari Aisyah radhiallahu 'anha juga, katanya: "Nabi s.a.w. melarang para sahabat melakukan puasa wishal - tidak berbuka dalam malam hari puasa, sehingga dua hari puasa dijadikan satu dan terus berpuasa saja. Larangan ini adalah kerana belas-kasihan kepada mereka. Para sahabat bertanya: "Sesungguhnya Tuan sendiri suka berpuasa wishal." Beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya saya ini tidaklah seperti keadaanmu semua, kerana sesungguhnya saya ini diberi makan serta minum oleh Tuhanku." (Muttafaq 'alaih) Ertinya ialah: Saya itu diberi kekuatan seperti orang yang makan dan minum. 232. Dari Abu Qatadah iaitu al-Harits bin Rib'i r.a. katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya saya berdiri untuk bersembahyang dan saya bermaksud hendak memperpanjangkannya, kemudian saya mendengar tangisnya seorang anak kecil, lalu saya peringankan shalatku itu kerana saya tidak suka membuat kesukaran kepada ibunya." (Riwayat Bukhari) 233. Dari Jundub bin Abdullah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang bersembahyang Subuh, maka ia adalah di dalam tanggungan Allah, maka itu janganlah sampai Allah itu menuntut kepadamu semua dengan sesuatu dari tanggunganNya - maksudnya jangan sampai mengerjakan kemaksiatan, jangan sampai meninggalkan shalat Subuh, juga shalat-shalat fardhu yang lain, apalagi kalau ditambah dengan mengerjakan berbagai kemungkaran, kemaksiatan dan lain-lain lagi, [23] sebab kalau demikian, maka lenyaplah ikatan janji untuk memberikan tanggungan keamanan dan lain-lain antara engkau dengan Tuhanmu itu." Sebab sesungguhnya barangsiapa yang dituntut oleh Allah dari sesuatu tanggunganNya, tentu akan dicapainya - yakni tidak mungkin terlepas - kemudian Allah akan melemparkannya atas mukanya dalam neraka Jahanam." (Riwayat Muslim) Keterangan: Huraian yang tertera di atas itu adalah penafsiran menurut Imam at-Thayyibi. Ada pendapat lain dari sebahagian para alim ulama menyatakan bahawa maksud Hadis itu ialah: Jangan sampai kamu semua mengerjakan sesuatu yang sifatnya sebagai gangguan kepada orang yang selalu mengerjakan shalat subuh itu dan dengan sendirinya juga shalat-shalat fardhu yang lain, sekalipun gangguan itu nampaknya remeh atau tidak bererti. Dalam Hadis lain yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim ialah bahawa yang dikerjakan itu adalah shalat Subuh dengan berjamaah. Dari kedua macam pendapat di atas, kita dapat menarik kesimpulan, iaitu: (a) Seruan keras kepada kita sekalian kaum Muslimin, agar jangan sekali-kali kita meninggalkan atau melalaikan shalat lima waktu, agar kita senantiasa memperolehi rahmat Allah Ta'ala dan tiada seorang pun yang berani mengganggu kita, kerana Allah telah memberikan jaminan sedemikian itu kepada kita. (b) Kita yang sudah mengenal kepada seseorang yang keadaan dan sifatnya sebagaimana di atas, jangan sekali-kali kita ganggu, baik dengan lisan atau perbuatan, dengan sengaja atau tidak, juga secara senda-gurau atau tidak. Ringkasnya orang tersebut wajib kita hormati, kita muliakan dan kita ikut melindungi keselamatannya dari perbuatan orang lain yang hendak mengganggunya, sebab ia telah berada dalam jaminan Allah Ta'ala dan menjadi tanggunganNya, untuk mendapatkan ketenteraman, keselamatan dan kesejahteraan. (c) Orang yang berani mengganggu orang sebagaimana di atas itu, bererti menghina pada jaminan atau dzimmah Allah Ta'ala yang telah diberikan kepadanya dan oleh sebab itu maka patutlah apabila dilemparkan saja nanti di akhirat dalam neraka dalam keadaan tertelungkup yakni mukanya di bawah. Betapa besar meresapnya Hadis di atas itu dalam kalbu kaum Muslimin, dapatlah kami kutipkan sebahagian keterangan yang ditulis oleh Imam as-Sya'rani dalam kitab al-Haudh, demikian intisarinya: "Di zaman Bani Umayyah memerintah kaum Muslimin, iaitu sepeninggalnya Khulafa' Rasyidin, ada seorang gubernur yang diangkat oleh mereka untuk memerintahdan mengamankan daerah Kufah dan sekitarnya. Gubernur tersebut bernama al-Hajjaj yang terkenal kejam, zalim dan bengis. Banyak alim-ulama yang ia bunuh secara teraniaya atau perintahnya. Namun demikian, manakala ada orang yang dicurigai hendak melawan atau menggulingkan kekuasaan dinasti Umayyah dan orang itu sudah menghadap di mukanya sesudah dipanggil, biasanya al-Hajjaj bertanya kepadanya: "Apakah anda tadi bersembahyang Subuh?" Jika dijawab: "Ya," maka orang yang hendak dipenggal lehernya itu dilepaskan kembali. Al-Hajjaj amat takut sekali terlaknat atau mendapatkan azab Allah, sebab ia tentunya juga pernah membaca atau mendengar Hadis sebagaimana yang tersebut di atas itu." Kufah kini masuk Republik Irak. 234. Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seorang Muslim adalah saudaranya orang Muslim lainnya. Janganlah ia menganiayanya, jangan pula menyerahkannya kepada musuhnya. "Barangsiapa memberi pertolongan akan hajat saudaranya, maka Allah selalu menolongnya dalam hajatnya. Dan barangsiapa memberi kelapangan kepada seseorang Muslim dari sesuatu kesusahan, maka Allah akan melapangkan orang itu dari sesuatu kesusahan dari sekian banyak kesusahan pada hari kiamat. Dan barangsiapa menutupi cela seseorang Muslim, maka Allah akan menutupi cela orang itu pada hari kiamat." (Muttafaq 'alaih) 235. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seorang Muslim adalah saudaranya orang Muslim yang lain. Janganlah ia berkhianat kepada saudaranya itu dan jangan pula mendustainya, juga jangan menghinakannya - juga enggan memberikan pertolongan padanya bila diperlukan. Setiap Muslim terhadap Muslim lainnya itu adalah haram kehormatannya - tidak boleh dinodai, haram hartanya - tidak boleh dirampas - dan haram darahnya - tidak boleh dibunuh tanpa dasar kebenaran. Ketaqwaan itu di sini - dalam hati. Cukuplah seseorang itu menjadi orang jelek, jikalau ia menghinakan saudaranya yang sama Muslimnya." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan. 236. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua hasad-menghasad, jangan pula kecuh-mengecuh, jangan benci-membenci, jangan seteru-menyeteru dan jangan pula setengah dari engkau semua itu menjual atas jualannya orang lain. Dan jadilah hamba Allah sebagai saudara. Seorang Muslim itu adalah saudara orang Muslim yang lain. Janganlah ia menganiaya saudaranya, jangan merendahkannya dan jangan menghinakannya - enggan memberikan pertolongan padanya. Ketaqwaan itu ada di sini - dan beliau menunjuk ke arah dadanya sampai tiga kali. Cukuplah seseorang itu menjadi orang buruk, jikalau ia menghinakan saudaranya sesama Muslimnya. Setiap orang Muslim terhadap orang Muslim yang lain itu haram darahnya, hartanya dan kehormatannya." (Riwayat Muslim) Annaj-syu atau mengicuh ialah apabila seseorang itu menambah harga sesuatu barang dagangan lebih dari yang diumumkan di pasar atau lain-lain sebagainya,sedangkan ia tidak ada keinginan hendak membelinya. Tetapi ia berbuat demikian itu semata-mata akan menipu orang lain saja. Perbuatan semacam ini haram hukumnya. Tadabbur ialah jikalau seseorang tidak menghiraukan orang lain, meninggalkan berbicara dengannya dan menganggap orang itu sebagai benda yang ada di belakang punggung atau duburnya. Keterangan: Ada beberapa kelakuan buruk yang diperhatikan oleh Rasulullah s.a.w. agar kita semua menjauhinya. Di antaranya ialah: 1. Hasad, dengki atau irihati. 2. Mengecuh ialah mengatakan pada seseorang dengan harga tinggi atau mengatakan bahawa ia telah menawar sekian, tetapi belum diberikan. Padahal sebenarnya tidak dan berbuat sedemikian itu perlu menjerumuskan orang lain agar suka membeli dengan harga tinggi itu dan ia sendiri akan menerima sebahagian keuntungan dari penjualannya itu nanti. 3. Benci-membenci. 4. Seteru-menyeteru. 5. Menjual atas jualannya orang lain yakni seperti seorang pedagang yang berkata kepada seorang pembeli: "Jangan jadi beli di sana dan saya mempunyai barang yang mutunya lebih baik dan harganya lebih murah. Belilah kepada saya saja." Demikian pula kalau ada seseorang yang berkata kepada seorang pedagang: "jangan jadi dijual pada si A itu dan saya suka membeli itu dengan harga yang lebih tinggi dari penawarannya." Semua itu dilarang oleh beliau s.a.w. Tidak lain kepentingannya agar kita sesama makhluk Allah ini dapat hidup rukun dan damai. Hal ini bukan hanya untuk digunakan antara seseorang menghadapi orang lain, tetapi juga antara golongan dengan golongan lainnya, juga antara satu bangsa dengan bangsa lainnya. Kalau saja ini dilaksanakan, rasanya tidak perlu lagi membicarakan bagaimana perdamaian dunia dapat diciptakan, sebab masing-masing dapat menghormati yang fainnya. Jikalau ajaran di atas itu harus digunakan untuk umum, tanpa pandang bulu, kebangsaan, agama, faham peribadi dan lain-lain maka yang di bawah ini ditekankan oleh Rasulullah s.a.w., terutama sekali antara kita sesama ummat Islam, yaitu seorang Muslim wajiblah menunjukkan sikap persaudaraan terhadap Muslim lainnya tanpa memandang golongannya, bermazhab atau tidaknya, kepartaiannya dan lain-lain lagi. Maka itu kita semua diperintah oleh Rasulullah s.a.w. jangan sampai melakukan: (a) Menganiaya, lebih-lebih merampas haknya. (b) Membiarkan kawannya, padahal memerlukan pertolongan, nasihat dan lain-lain sebagainya. (c) Mendustai. (d) Menghina. Singkatnya semua itu wajib didasarkan kepada taqwallah yang ditunjukkan oleh beliau s.a.w. bahawa letak taqwa itu bukan di bibir, bukan dengan pernyataan terbuka atau tertulis, bukan dengan ucapan yang kosong melompong, tetapi letaknya ialah di dalam hati lalu dicetuskan dalam tindakan yang nyata. Oleh sebab itu dianggap demikian pentingnya, sehingga beliau s.a.w. mengucapkan taqwa tadi dengan menunjukkan letaknya iaitu di dalam dada atau hati dan itu diulanginya sampai tiga kali berturut-turut. Akhirnya Rasulullah s.a.w. menegaskan bahawa seseorang itu cukup disebut orang jahat kalau sampai menghinakan sesama Muslimnya dengan cara apa pun juga seperti perkataan, isyarat tangan, cibiran bibir dan lain-lain ataupun dengan dalih atau alasan apapun. Juga antara seorang Muslim dengan Muslim lainnya itu sama sekali diharamkan mengalirkan darahnya, merampas haknya atau merosak kehormatannya. Kalau saja ajaran agama ini tidak dilaksanakan, mustahillah kalau ummat Islam akan dapat merebut kejayaannya sebagaimana nenek moyangnya dahulu. Bukan mustahil lagi, tetapi yakin akan dapat diperolehi. Ada satu hal yang perlu dimaklumi, sehubungan dengan larangan yang berbunyi: "Jangan kamu semua menjual atas jualannya orang lain": Pertanyaannya ialah: Apakah menjual cara lelong itu haram? Jual lelong itu maksudnya ialah menunjukkan suatu benda lalu ditawarkan kepada orang banyak. Seorang menawar lalu ada yang menambah dengan harga lebih tinggi, orang lain lagi menambahnya pula. Demikian sampai tidak ada yang mengatasinya, kemudian benda itu diberikan kepada orang yang menawar dengan harga tertinggi. Hukum lelong itu dalam Islam diperbolehkan dan bukan haram, dengan berdasarkan suatu Hadis yang mengisahkan perbuatan Rasulullah s.a.w. sendiri, iaitu: Suatu ketika datanglah seorang yang sedang dalam kesukaran hidup kepada Nabi s.a.w. untuk meminta sesuatu kepadanya, tetapi beliau s.a.w. menolaknya kerana memang tidak ada yang dapat diberikan padanya. Orang itu mengatakan bahawa ia masih mempunyai dua benda yang dapat dijual, iaitu lapik pelana dan gelas minum. Keduanya dibawa ke tempat Nabi s.a.w. lalu ditawarkan kepada sahabat-sahabatnya demikian: "Siapakah yang suka membeli lapik kuda dan gelas ini?" Kemudian ada seorang yang berkata: "Saya suka mengambil (membeli) kedua benda itu dengan harga sedirham. Beliau s.a.w. lalu bersabda lagi: "Siapakah yang suka menambah dengan sedirham?" Orang-orang sama berdiam diri. Lalu beliau s.a.w. bertanya lagi seperti di atas. Selanjutnya ada seorang yang berkata: "Saya suka mengambil (membeli) keduanya dengan harga dua dirham." Rasulullah lalu bersabda: "Kedua benda ini milikmu." Jadi cara jual beli lelongan bukannya termasuk larangan sebagaimana di atas. Maka hukumnya boleh dilakukan. 237. Dari Anas r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Tidaklah sempurna keimanan seseorang dari engkau semua itu, sehingga ia mencintai untuk diterapkan kepada saudaranya sebagaimana ia mencintai kalau itu diterapkan untuk dirinya sendiri." (Muttafaq 'alaih) 238. Dari Anas r.a. juga, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tolonglah saudaramu itu, baik ia sebagai orang yang menganiaya atau yang dianiaya." Ada seorang lelaki bertanya: "Ya Rasulullah, saya dapat menolongnya jikalau ia memang dianiaya. Tetapi bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau ia sebagai orang yang menganiaya? Bagaimanakah cara saya menolongnya itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Hendaklah ia engkau cegah atau engkau larang dari perbuatan penganiayaannya itu, sebab demikian itulah cara menolongnya." (Riwayat Bukhari) 239. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Haknya seorang Muslim terhadap orang Muslim yang lain itu ada lima perkara iaitu menjawab salam, meninjau yang sakit, mengikuti jenazahnya, mengabulkan undangannya dan bertasymit kepada yang bersin - yakni kalau seseorang bersin dan mengucapkan Alhamdulillah, maka yang mendengar hendaklah mentasymitkan - mendoakan - dengan mengucapkan: Yarhamukallah, ertinya: Semoga Allah merahmatimu, kemudian yang bersin itu menjawab: Yahdikumullah wa yushtihu balakum, ertinya: Semoga Allah memberi petunjuk padamu dan memperbaiki hatimu." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Muslim disebutkan demikian: "Hak seorang Muslim terhadap orang Muslim lainnya itu ada enam perkara, iaitu jikalau engkau bertemu dengannya, maka berilah salam kepadanya, jikalau ia mengundangmu, maka kabulkanlah undangannya, jikalau ia meminta nasihat kepadamu, maka berilah ia nasihat, jikalau ia bersin kemudian mengucapkan Alhamdulillah, maka tasymitkanlah ia, jikalau ia sakit, tinjaulah ia dan jikalau ia meninggal dunia, maka ikutilah jenazahnya." (Riwayat Muslim) 240. Dari Abu Umarah, iaitu al-Bara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. menyuruh kita melakukan tujuh perkara dan melarang kita tujuh perkara pula. Kita semua diperintah meninjau orang sakit, mengikuti jenazah, mentasymitkan orang yang bersin, menuruti orang yang bersumpah - misalnya seseorang berkata kepada kita: Demi Allah, hendaklah engkau begini, maka orang yang diminta melakukannya itu supaya meluluskan permintaannya, menolong orang yang dianiaya, mengabulkan undangan orang yang mengundang, serta menyebarkan salam -kepada orang yang sudah dikenal atau yang belum dikenal. Beliau s.a.w. melarang kita mengenakan cincin yakni bercincin emas -untuk kaum lelaki, minum dengan wadah yang terbuat dari perak, hiasan-hiasan sutera merah - ini kebiasaannya saja, jadi selain merah dilarang pula untuk kaum lelaki, juga mengenakan baju sutera campur katun, lagi pula mengenakan sutera istabraq - sutera tebal - dan dibaj - umumnya sutera murni." (Muttafaq 'alaih) Dalam suatu riwayat disebutkan: "Diperintahkan pula mengumumkan benda yang hilang." Ini ditambahkan dalam golongan tujuh yang pertama yakni yang diperintahkan. Almayatsir, dengan ya' mutsannat [24] di bawah sebelumnya ada alifnya dan tsa' mutsallatsah sesudahnya, adalah jamak dari kata maitsarah. Ertinya ialah sesuatu hiasan yang dibuat dari sutera dan di isi dengan kapuk ataupun lain-lainnya, lalu diletakkan di tempat kenaikan kuda atau tempat duduk di unta yang di situlah pengendaranya duduk. Alqassiy dengan fathah qafnya dan dikasrahkan sin muhmalah [25] yang disyaddah, ertinya ialah pakaian yang dibuat sebagai tenunan dari sutera dan katun yang dicampurkan. Insyadudh-dhallah, iaitu mengumumkan sesuatu yang hilang, untuk dikembalikan kepada pemiliknya.

Selasa, 11 Januari 2011

NGAJI YUK

Keutamaan Ilmu Diantara keutamaan ilmu adalah : 1. Ilmu akan mengangkat derajat seorang mukmin diatas tingkatan hamba lainnya (QS Al Mujadalah:11). 2. Keutamaan seorang yang berilmu dibandimgkan dengan seorang ahli ibadah laksana keutamaan Rasulullah atas hamba yang paling hina. 3. Allah akan memudahkan baginya jalan menuju jannah. 4. Para malaikat akan membentangkan sayap rahmatnya kepada para penuntut ilmu 5. Seluruh mahluk (hewan) akan memintakan ampun bagi para penuntut ilmu. 6. Orang yang menuntut ilmu berada dalam Fi Sabilillah 7. Orang yang mengajarkan ilmu akan mendapatkan balasan pahala seperti pahala orang yang mengamalkan ilmu tersebut. 8. Pahala seorang alim akan terus bermanfaat dan tidak akan terputus meskipun telah wafat. 9. Orang yang menuntut ilmu selalu berada dalam kebaikan. Dalam hal ini para ulama banyak berbicara tentang keutamaan ilmu dan pemiliknya, diantaranya : 1. Ibnu Mas’ud berkata : “Orang yang berilmu mempunyai derajat sebanyak 700 derajat diatas derajat orang mukmin. Jarak antara satu dengan derajat lainnya sejauh jarak perjalanan 500 tahun. (Mukhtasar Minhajul Qasidhin, Ibnu Qudamah : 10). 2. Ibnu Abbas berkata : Sesungguhnya orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain, maka setiap hewan melata akan memohonkan ampunan baginya, termasuk pula ikan paus di lautan. (Mukhtasar Minhajul Qasidhin : 11). 3. Al Hasan berkata : Jika tidak ada orang-orang yang berilmu, niscaya manusia laksana binatang. 4. Muadz bin Jabal berkata : Pelajarilah ilmu, karena mempelajari ilmu dapat mengharap wajah Allah, itu mencerminkan rasa khasyah, mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah jihad, mengajarkan kepada orang lain yang belum mengetahui adalah shadaqah dan membelanjakannya untuk keluarga adalah taqarrub. Ilmu adalah pendamping di saat sendirian dan teman karib di saat menyepi.